Back

Pasar Saham Asia: Pembeli Dan Penjual Bertarung Karena Sinyal Yang Beragam

  • Pasar di Asia berkonsolidasi antara naik dan turun.
  • PBoC mengumumkan pemotongan suku bunga lagi, PM Jepang menganggap pemberian uang tunai sebagai bantuan.
  • IMF mengutip kembalinya krisis keuangan global, Presiden AS Trump tetap optimis.
  • Pembaruan virus, data India, dan penghasilan AS dapat menawarkan arah baru.

Sementara berjuang untuk membenarkan sinyal beragam, ekuitas Asia bergerak naik turun selama menjelang sesi Eropa pada hari Rabu.

Untuk menggambarkan keragu-raguan, indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang mencatat kenaikan 0,50% sedangkan NIKKEI Jepang turun 0,20% pada saat ini.

Prakiraan Dana Moneter Internasional (IMF) tentang perlambatan global, dengan angka -3,0% pada tahun 2020, terutama menantang para pembeli bersama dengan berita utama krisis virus Corona (COVID-19).

Di sisi positifnya, People's Bank of China (PBoC) memberikan pinjaman satu tahun melalui fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) dengan menyuntikkan CNY 100 miliar dengan pengurangan suku bunga pinjaman sebesar 2,95% dari 3,15% sebelumnya. Lebih lanjut, PM Jepang Shinzo Abe mempertimbangkan untuk membayar uang tunai 100.000 Yen per orang untuk membantu memerangi pandemi. Selain itu, Presiden AS Donald Trump menegaskan kembali dorongan untuk membuka kembali perekonomian lebih cepat sambil menahan bias bullish untuk ekuitas.

Di tengah semua ini, imbal hasil Treasury AS 10-tahun tetap tertekan di bawah 0,75% sedangkan saham berjangka juga memangkas kenaikan sebelumnya.

Bergerak maju, saham di Australia tak terpengaruh oleh pernyataan PM yang menunjukkan bantuan untuk bisnis tetapi yang dari Selandia Baru diuntungkan di tengah sinyal dari Menteri Keuangan Robertson.

Patut disebutkan bahwa ekuitas India naik pada ekspektasi bantuan lebih lanjut dari pemerintah setelah penguncian diperpanjang hingga 3 Mei sementara saham China tetap beragam meskipun penurunan suku bunga PBoC.

Selanjutnya, pendapatan AS dan pembaruan virus dapat menghibur para pedagang sedangkan angka WPI Inflasi dan Defisit Perdagangan India dapat menawarkan sinyal perantara.

USD/IDR: Rupiah Indonesia Tinggalkan Tertinggi Bulanan Pasca Data Perdagangan Beragam

Menurut data perdagangan terbaru yang diterbitkan oleh Biro Statistik Indonesia, negara tersebut mencatat surplus perdagangan yang sedikit lebih kecil
আরও পড়ুন Previous

Indeks Dolar AS Menggoda 99,00 Menjelang Data

Greenback, dalam Indeks Dolar AS (DXY), mencatat kenaikan marjinal di sekitar lingkungan 99,00 pada hari Rabu. Indeks Dolar AS menguji SMA 55-hari I
আরও পড়ুন Next