Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Naik Tipis di Atas $2.600 di Tengah Perdagangan yang Sepi
- Harga Emas menguat ke dekat $2.625 di awal sesi Asia hari Senin.
- Pemerintahan Trump dapat mendorong harga Emas di tengah ketidakpastian.
- Sikap hawkish The Fed AS dapat membatasi kenaikan logam mulia.
Harga Emas (XAU/USD) menarik beberapa pembeli ke sekitar $2.625 selama awal sesi Asia hari Senin. Kebijakan tarif dan perdagangan Donald Trump dapat memicu konflik perdagangan, sehingga mendukung logam mulia. Namun, prospek penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang lebih sedikit pada tahun 2025 dapat membatasi kenaikan harga Emas. Volume perdagangan lebih ringan dari biasanya menjelang liburan Tahun Baru.
Potensi kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih dapat mengintensifkan ketegangan perdagangan global, memicu krisis geopolitik dan kemungkinan akan mengangkat harga Emas. "Ketegangan perdagangan, potensi konflik, dan kebijakan yang tidak dapat diprediksi di bawah kepemimpinannya dapat mendorong para investor ke emas sebagai aset safe haven," ujar direktur pelaksana RiddiSiddhi Bullions Limited.
Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung dapat meningkatkan harga Emas, aset safe haven tradisional. Pada hari Minggu, pasukan Israel melakukan serangan terhadap dua rumah sakit di Gaza utara, termasuk serangan di lantai atas Rumah Sakit al-Wafaa di Kota Gaza, yang menewaskan setidaknya tujuh orang dan melukai beberapa orang lainnya.
Di sisi lain, meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang lebih sedikit dapat mendukung Greenback dan memberikan tekanan jual pada harga komoditas dalam dolar AS. Penguatan USD secara umum membebani bullion, mengurangi daya tariknya bagi para investor yang mencari aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.